"Ki Ageng Sentoel"
"REOG" itulah sebutan untuk kesenian khas kabupaten Ponorogo, perpaduan antara kepala macan dan dadak (bulu burung merak) terlihat sangat indah saat di gerakkan mengiringi suara gamelan khas ponorogo.
Sangat menyedihkan memang, saat ini jarang yang menyukai kesenian ini, karena kesenian reog telah tergeserkan oleh kesenian - kesenian modern saat ini.
Untuk para pemuda Dusun Bangsalan ayolah kita bersatu jangan sampai "REOG" yang diwariskan "embah - embah" kita dulu kita sia-siakan. coba bayangkan, pada awalnya dulu kita sama sekali belum mempunyai reog, kemudian masyarakat bersatu untuk iuran membeli reog dengan cara menyerahkan sebagian hasil panennya, coba bayangkan "piye rekasane mbiyen....?"
Reog juga pernah di klaim sebagai kesenian asli Malaysia, bahkan Malaysia pun pernah menghina Indonesia, coba fikirkan bagaimana perasaan kita jika kesenian yang jelas - jelas asli dari Ponorogo, asli warisan nenek moyang kita, lantas dengan se enaknya saja negara lain mengaku kalau kesenian itu miliknya,...???
Kita semua berharap supaya "REOG" jangan sampai di jual, sebagai pemuda kita harus menjaga dan melestarikan kesenian warisan nenek moyang kita, mengingat reog adalah simbol dari warga masyarakat Ponorogo.
Reog juga pernah di klaim sebagai kesenian asli Malaysia, bahkan Malaysia pun pernah menghina Indonesia, coba fikirkan bagaimana perasaan kita jika kesenian yang jelas - jelas asli dari Ponorogo, asli warisan nenek moyang kita, lantas dengan se enaknya saja negara lain mengaku kalau kesenian itu miliknya,...???Kita semua berharap supaya "REOG" jangan sampai di jual, sebagai pemuda kita harus menjaga dan melestarikan kesenian warisan nenek moyang kita, mengingat reog adalah simbol dari warga masyarakat Ponorogo.
Salam...!!! Kekompakan Selalu
0 comments:
Post a Comment